Rabu, 26 September 2012
Perjuangan
Penulis Kidung | Rabu, 26 September 2012 | 05.20 |
SALE, suararembang.net - Musim kering mengakibatkan kesulitan mendapatkan air bersih, tidak terkecuali Ngatirah warga Desa Bitingan Kecamatan Sale Kabupaten Rembang. Perempuan kelahiran 43 tahun silam ini meski indera penglihatannya mengalami kebutaan dia mesti bersusah payah mendapatkan air bersih.
"Saya tidak bisa mengandalkan suami saya karena dia lebih dulu mengalami kebutaan. Sedang saya menyusul dua tahun belakangan. Meski samar dan gelap, mata saya masih sedikit berfungsi. Kalau suami saya sama sekali tak dapat melihat," ucapnya menceritakan Rouf, suaminya kepada suararembang.net, Selasa (25/9).
Tertatih dengan mengandalkan tongkat sebagai teman setianya, Ngatirah menggendong jeriken 10 liter untuk kebutuhan air bersih di rumahnya.
"Kalau kebetulan air sedang ada, di pet (penampungan air dari Gunung Butak) terdekat berjarak 300 meter dari rumah. Namun bila sedang kosong saya harus mencapai pet nomer satu di ujung barat desa yang berjarak hampir satu kilo meter," terangnya.
Di gubugnya yang berukuran tidak lebih dari 4x3 meter Ngatirah menjalani hidup berdua dengan sang suami. Mencukupi kebutuhan sehari-hari, Ngatirah hanya mengandalkan kemurahan Tuhan melalui tetangga yang memiliki belas kasihan.
"Tidak ada perhatian pemerintah dan saya tidak berharap apapun kecuali kemurahan Tuhan. Saudara yang kebetulan tinggal tidak jauh dari tempat saya juga para tetangga yang kadangkala berbelas kasihan itu sudah cukup bagi saya dan suami," ujarnya berlapang dada.
Bahkan tentang penyakit yang menggerogoti kemampuannya untuk melihat dunia, Ngatirah dan sang suami mengaku tidak tahu menahu perihal penyakit apa yang menyerangnya tersebut.
"Tidak pernah diperiksa dokter. Seandainya mau berobat kita dapat duit dari mana. Bisa makan sehari dua kali saja sudah anugerah bagi saya dan suami," paparnya. (Zamroni)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar